PEREMPUAN YANG BERDARAH Katanya, kalau sedang jatuh hati, kita harus lebih waspada. Karena akan ada seribu kelabang tua yang siap me...

Perempuan Yang Berdarah

/
0 Comments


PEREMPUAN YANG BERDARAH

Katanya, kalau sedang jatuh hati, kita harus lebih waspada. Karena akan ada seribu kelabang tua yang siap menerkam saat kita lengah. Atau bahkan kalajengking pengamat, yang senang membunuh ketika gelap. Bahkan, kupu-kupu cantik yang diam-diam meletakkan telurnya pada lidah kita. Kelak, telur kupu-kupu itu tertelan, kemudian menjadi kepompong di dalam tenggorokkan. Cantik, indah, tapi menyakitkan. Bukankah itu definsi terbaik dari cinta?

***

Perempuan dan darah seumpama jari tengah dan telunjuk. Jari telunjuk kau gunakan saat hendak memberikan arah, jari tengah kau gunakan saat sedang kesal dan sumpah serapah. Bukankah perempuan itu bisa memberikan arah? Bahkan hingga membuat gairah? Namun ketika ada darah, akan membuat kau sumpah serapah.
Aduh sayang, kamu gak tau ya? Kalau kisah kita lebih berdarah dari darah.

***

Hari itu, kamu mengajakku menonton perempuan di tanah jahanam. Aduh sayang, kamu gak tau ya? Kalau kisah kita lebih jahanam dari perempuan di tanah jahanam? Namun sambil terkekeh aku bilang, untuk apa perempuan repot-repot ke tanah jahanam? Bukankah dibawah tapak kakinya terdapat pintu surga. Coba, main kesana saja.

***

Dilain kesempatan, kamu mengajakku menonton ratu ilmu hitam. Aduh sayang, kamu gak tau ya? Kalau kisah kita lebih pekat dari hitam itu sendiri. Lebih sendu dari pada mendung yang tak kunjung hujan. Bukannya seorang ratu yang berilmu itu tak dipandang dari warnanya?

***

Sayangku, perempuan dan luka-luka itu bagaikan kanan dan kiri, siang dan malam, yin dan yang. Jadi kalau besok kamu bertemu perempuan baru, lihat lukanya. Kalau dikemudian hari ia terseok menghampirimu sambil berdarah-darah, coba tanya baik-baik. Sudah berapa kali kamu jatuh, kamu patah, tapi tetap memilih untuk bertahan?
Coba ceritakan, aku ingin dengar jawabannya. Apakah ia akan menutup lukanya kemudian berbisik, berkali-kali, bangsat.

***

Suatu hari, pada kencan kesekian, sambil terkekeh kamu minta izin untuk mencium bibirku. Sambil mengganggu, di ciuman pertama kita, ku gigit bibirmu hingga keluar darah. Aduh sayang, kamu gak tau ya? Kalau ciuman pertama itu sampah yang paling dikenang?
Maka kelak, di kencan terakhir kita. Ku robek otakku sendiri, sambil pelan-pelan bertasbih, terlalu banyak sampah di otak satu ini



You may also like

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Halaman