November 21, 2019
PEREMPUAN YANG BERDARAH
Katanya, kalau sedang
jatuh hati, kita harus lebih waspada. Karena akan ada seribu kelabang tua yang
siap menerkam saat kita lengah. Atau bahkan kalajengking pengamat, yang senang
membunuh ketika gelap. Bahkan, kupu-kupu cantik yang diam-diam meletakkan
telurnya pada lidah kita. Kelak, telur kupu-kupu itu tertelan, kemudian
menjadi kepompong di dalam tenggorokkan. Cantik, indah, tapi menyakitkan.
Bukankah itu definsi terbaik dari cinta?
***
Perempuan dan darah
seumpama jari tengah dan telunjuk. Jari telunjuk kau gunakan saat hendak
memberikan arah, jari tengah kau gunakan saat sedang kesal dan sumpah serapah.
Bukankah perempuan itu bisa memberikan arah? Bahkan hingga membuat gairah?
Namun ketika ada darah, akan membuat kau sumpah serapah.
Aduh sayang, kamu gak
tau ya? Kalau kisah kita lebih berdarah dari darah.
***
Hari itu, kamu
mengajakku menonton perempuan di tanah jahanam. Aduh sayang, kamu gak tau ya?
Kalau kisah kita lebih jahanam dari perempuan di tanah jahanam? Namun sambil
terkekeh aku bilang, untuk apa perempuan repot-repot ke tanah jahanam?
Bukankah dibawah tapak kakinya terdapat pintu surga. Coba, main kesana saja.
***
Dilain kesempatan, kamu mengajakku
menonton ratu ilmu hitam. Aduh sayang, kamu gak tau ya? Kalau kisah kita lebih
pekat dari hitam itu sendiri. Lebih sendu dari pada mendung yang tak kunjung
hujan. Bukannya seorang ratu yang berilmu itu tak dipandang dari warnanya?
***
Sayangku, perempuan dan luka-luka itu bagaikan kanan dan kiri,
siang dan malam, yin dan yang. Jadi kalau besok kamu bertemu perempuan baru,
lihat lukanya. Kalau dikemudian hari ia terseok menghampirimu sambil
berdarah-darah, coba tanya baik-baik. Sudah berapa kali kamu jatuh, kamu patah,
tapi tetap memilih untuk bertahan?
Coba ceritakan, aku ingin
dengar jawabannya. Apakah ia akan menutup lukanya kemudian berbisik, berkali-kali, bangsat.
***
Suatu hari, pada kencan
kesekian, sambil terkekeh kamu minta izin untuk mencium bibirku. Sambil mengganggu,
di ciuman pertama kita, ku gigit bibirmu hingga keluar darah. Aduh sayang, kamu
gak tau ya? Kalau ciuman pertama itu sampah yang paling dikenang?
Maka kelak, di kencan terakhir kita. Ku robek otakku sendiri, sambil
pelan-pelan bertasbih, terlalu banyak
sampah di otak satu ini